Cara Kerja Hydrant Pump

Hydrant pump adalah komponen utama dalam sebuah hydrant system. Jika tidak ada fire hydrant pump/pompa hydrant, maka sistem tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Nah, apakah Anda sudah tahu bagaimana cara kerja hydrant pump? Supaya paham, simak artikel ini sampai selesai.

Namun, sebelum lebih dalam membahas tentang hydrant pump beserta cara kerjanya, kita akan bahas terlebih dahulu dari fungsi dari pompa itu sendiri.

Cara Kerja Hydrant Pump seperti apa

Apa Fungsi dari Fire Hydrant Pump?

Fungsi utama dari fire hydrant pump adalah untuk memompa air dari reservoir (sumber air) ke seluruh jaringan instalasi yang tersedia. Kemudian untuk kapasitas pompa itu sendiri, disesuaikan dengan luas dan tinggi bangunan yang diproteksi, jumlah titik hydrant atau sprinkler, dan jenis atau tata letak bangunan.

Kemudian dalam standar hydrant system, terdapat 3 buah pompa hydrant, yaitu:

  • Electric fire pump yang bekerja dengan daya dari sumber listrik,
  • Diesel fire pump menggunakan daya dari bahan bakar bensin/solar yang bekerja saat elektrik pump gagal bekerja karena tidak terdapat pasokan listrik, dan
  • Jockey pump yang berfungsi untuk menstabilkan tekanan di dalam pipa jika turun.

Bagaiamana Cara Kerja Hydrant Pump?

Pompa hydrant pada umumnya dikendalikan oleh sensor tekanan dan dapat bekerja secara otomatis. Jadi, ketika petugas pemadam kebakaran membuka hydrant pillar/valve, atau ketika sprinkler pecah di dalam ruangan, maka air akan menyembur keluar dari sistem dan secara otomatis tekanan akan turun.

Kemudian pada sensor tekanan/pressure switch akan mendeteksi penurunan tekanan tersebut. Lalu, sensor akan mengirimkan sinyal juga ke panel fire pump untuk menyalakan pompa.

Nah, pada cara kerja hydrant pump ini, ada satu-satunya cara untuk untuk mematikan pompanya, yaitu mematikannya secara manual di ruang pompa.

cara kerja hydrant pump

Cara Kerja Hydrant Pump (Flow)

Flow adalah volume air yang dialirkan melalui instalasi pipa dengan cara kekuatan mekanik dari pompa kebakaran dan dapat diukur dalam gallon per menit (gpm). Pada cara kerja hydrant pump Flow ini menjadi faktor definitif dalam.

Apakah api akan mampu untuk dikendalikan oleh pompa atau tidak. Jadi, aliran minimum air yang disarankan untuk operasi di gedung yang terbakar adalah 250 gpm-500 gpm atau bisa lebih dari 1000 gpm. Semua itu tergantung dari ketinggian gedung dan kapasitas tandon air.

Jadi, semakin besar kebutuhan aliran, maka semakin besar juga diameter pipa yang diperlukan. Kemudian untuk kapasitas aliran pompa biasanya sudah terlisting pada lempengan spesifikasi pabrik. Atau bisa juga dipasang pada panel/badan pompa seperti gambar dibawah ini. Kapasitas Sebuah pompa tergantung pada ukuran impeller dan saluran air.

fire pump plate

Seperti Apa Tekanan yang Ada pada Pompa Hydrant?

Tekanan dalam pompa, bisa diukur dalam pound per inci persegi (psi), yaitu kekuatan air yang bergerak melalui hoselines. Prinsipnya saat tekanan meningkat, aliran akan meningkat secara otomatis. Asalkan sumber air memiliki kapasitas yang diperlukan maka pompa akan terus mengalirkan air ke saluran output.

Pada cara kerja hydrant pump juga perlu memperhatikan jika semakin besar tekanan, maka spesifikasi teknis seperti pipa, selang, dan nozzle tentu harus lebih kuat. Karena jika tidak, komponen seperti selang dapat pecah karena tidak mampu mengcover tekanan yang dialirkan.

Hal seperti ini tentunya akan merugikan, karena tidak dapat memadamkan api secara efektif dan bahkan bisa membahayakan keselamatan petugas. Bagaimana, sudah paham ya tentang pengertian dan cara kerja hydrant pump di atas?

Nah, kemudian jika Anda tertarik untuk melakukan instalasi hydrant pump atau ingin melakukan konsultasi seputar alat dan sistem proteksi kebakaran, bisa hubungi kami. Ya, Patigeni merupakan konsultan dan kontraktor alat pemadam kebakaran terpercaya dan berpengalaman.

Leave A Comment