Alat Pemadam Api Halon adalah agent pemadam kebakaran yang efektif, bahkan pada konsentrasi yang rendah. Ada tiga hal yang merupakan syarat utama terjadinya api, secara khusus disebut dengan segitiga api. Pertama adalah bahan bakar (apapun yang dapat terbakar) misalnya gasolin, bensin dan solar. Kedua adalah oksigen, oksigen terdapat melimpah di udara. Ketiga adalah sumber nyala. Secara konvensional, untuk menghentikan api maka kita hanya perlu memutuskan salah satu dari segitiga api yang disebutkan diatas. Namun, halon menambah dimensi lain dalam menghentikan api yaitu dengan mengancurkan rantai reaksi sehingga dapat menghentikan reaksi yang terjadi antara oksigen, bahan bakar dan sumber nyala. Keuntungan utama dari penggunaan alat pemadam api halon adalah kemampuannya dalam memadamkan tanpa menghasilkan residu yang dapat merusak alat-alat. Oleh sebab itu, halon cocok digunakan di ruangan yang memiliki sistem jaringan komputer. Halon merupakan sejenis CFC, maka produksi halon baru dihentikan pada tahun 1994 dengan alasan lingkungan
Alat Pemadam Api Halon dan Fungsinya
Api membutuhkan tiga elemen agar terbentuk antara lain: bahan bakar, oksigen dan panas. Agent pemadam kebakaran paling umum adalah air, karbondioksida, bahan kimia kering dan busa umumnya akan menyerang salah satu dari tiga syarat terbentuknya api. Alat Pemadam Api Halon berbeda dalam memadamkan api, halon memberikan efek dingin pada pembakaran dan ikut bereaksi sehingga mampu menghancurkan reaksi.
air sangat efektif untuk memadamkan api jenis kelas A (pembakaran paling umum seperti kayu dan kertas). Halon jugan efektif untuk menangani keabakaran umum (walaupun tidak sama efektif dengan air), namun halon juga efektif untuk menangani kelasi B (cairan mudah menyala) dan halon tidak dapat menghantarkan listrik (non elektrolit) sehingga efektif untuk menangani kebakaran kelas C. Halon hampir sama dengan CO2 yang juga cocok digunakan dalam cuaca dingin dan tidak meninggalkan residu. Pada saat terjadi kebakaran, kurang dari 8% konsentrasi halon dibutuhkan dibandingkan dengan kelompok 4. Halon tidak menyebabkan terkjadinya bahaya akibat dari “cold shocking” Alat pemadam kebakaran dry chemical atau bahan kimia kering efektif digunakan untuk kelas A, B dan C, bagaimanapun dry chemicalmemiliki sifat korosif yang sangat tinggi dan akan membentuk awan akibat partikel-partikel kecil yang ditekan dengan gas inert (gas yang tidak bereaksi). Dry chemical juga tidak disarankan digunakan di penerbangan. Alat pemadam kebakaran menggunakan busa efektif digunakan pada kebakaran jenis kelas A dan B. Halon 1211 adalah gas yang dicairkan, ketika meninggalkna nozzle aliran mengandung 85% liquid dan 15% gas. Campuran halon 1211 dan halon 1301 kurang lebih memiliki karakter yang sama.
Di Indonesia, pemakaian Halon meningkat pesat khususnya pada tahun 1980-an, baik di sektor bangunan gedung maupun industri. Sebagian besar bangunan gedung tinggi di Jakarta memasang Halon untuk melindungi ruang-ruang khusus seperti ruang computer, ruang pengendali (Kontrol room) dan ruang telekomunikasi terhadap bahaya kebakaran, disamping sebagai alat pemadam api ringan.
Alasan Alat Pemadam Api Halon Tidak Digunakan Lagi
Pada akhir abad 20 , seluruh dunia menyerukan bahwa halon harus dihentikan penggunaannya. Hal ini dikarenakan berdasarkan penelitian para ahli, bahan CFC dan Halon berperan dalam proses penipisan ozon di stratosfir. CFC (cloro-fluoro-carbon) adalah bahan yang dipakai pada media pendingin untuk kulkas, pada industri foam dan plastik serta solvent yang digunakan sebagai bahan pembersih di industri elektronik dan mesin, sedang Halon adalah bahan pemadam api yang efektif. Bahan-bahan tersebut dikenal sebagai bahan berpotensi menipiskan lapisan ozon atau ODS (ozone depleting substances), sehingga secara bertahap harus phase-out. Bahkan, Potensi merusak lapisan ozon dari Alat Pemadam Api Halon 1211 (BCF) adalah 6 kali, dan Halon 1301 (BTM) adalah 10 kali lebih besar dibandingkan dengan CFC.
Meskipun selama ini kita mengetahui Halon merupakan bahan kimia gas pemadam api terbaik dan tercanggih serta bersih, cocok untuk kebakaran kelas A,B dan C, namun telah dilarang peredarannya di dunia karena merusak lapisan ozon. Ternyata ditemukan juga bahwa Halon bila terkena api akan menimbulkan racun yang bernama bromofsgene dan berbahaya bagi manusia. Pertimbangan ini lah yang kemudian diambil dunia dan sepakat melarang penggunaan halon
Pelarangan penggunaan halon tersebut dilakukan oleh seluruh dunia sudah dan penghentian produksinya sejak tahun 1996. Sedangkan di Indonesia larangan penggunaan halon ini berlaku Januari 2005 oleh Badan Lingkungan Hidup Indonesia dan sesuai keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.110 tahun 1998 tentang : larangan memproduksi dan memperdagangkan bahan perusak lapisan ozon serta memproduksi dan memperdagangkan barang baru yang mengunakan bahan perusak lapisan ozon (Ozone Depleting Substances).
Sebagai gantinya, sekarang pengguna Alat pemadam api halon beralih ke media lain yang masih memiliki ciri dan spesifikasi sama dengan halon. salah satu media tersebut adalah HFC 227, media ini dapat menggantikan halon dengan baik sebagai media pemadam api. walaupun dari segi harga, media ini memang lebih mahal daripada media powder atau foam. namun, dari segi efektifitas dan hasilnya tentu lebih baik karena media ini tidak meninggalkan residu apapun dan aman untuk peralatan elektronik.