Beam detector atau detektor cahaya merupakan teknologi terbaru yang telah tersedia di beberapa industri alat pemadam kebakaran. Secara umum, beam detector ini digunakan untuk menyediakan pelayanan seperti mendeteksi api secara otomatis pada jarak yang besar seperi warehouses, bandara dan industri.
Seperti Apa Cara Kerja Beam Detector?
Beam smoke detector bekerja dengan prinsip partikel asap yang mengganggu transmisi dan penerimaan cahaya dari sinar infra-merah (IR). Sebuah pemancar mengirimkan seberkas cahaya IR, penerima jarak jauh akan mengukur jumlah cahaya IR yang diterima.
Jadi, ketika asap mulai memasuki sistem, maka intensitas IR yang diterima akan berkurang. Nah, ketika pengurangan ini mencapai batas yang telah ditetapkan, sinyal alarm akan aktif dan dikirim ke panel kontrol api. Kebanyakan sistem detektor cahaya ini terdiri dari unit pemancar, penerima, dan kontrol.
Kemudian pada bagian pemancar akan memancarkan cahaya. Setelah itu, penerima bertugas untuk mengukur intensitas dengan sensor fotosensitif, dan unit kontrol analisis akan menafsirkan sinyal. Ketiga unsur tersebut dapat bekerja secara integritas ataupun masing-masing, tergantung dari sistem yang digunkan.
Jenis-Jenis Beam Detector/Detektor Cahaya
Beam detector/detektor cahaya dirancang untuk mengatur sistem alarm kebakaran dan akan mengaktifkan alarm ketika tingkat cahaya yang diterima inframerah tidak sesuai dengan set point. Maka dari itu, beam detector dibagi menjadi dua jenis, antara lain reflective beam detectors dan point to point type Beam Detector.
1. Reflective beam detectors bekerja dengan menembakkan sinar inframerah dari pemancar ke reflektor yang diletakkan di ujung lain dari daerah yang ditutupi oleh detektor cahaya. Kemudian cahaya tersebut akan dipantulkan kembali ke beam detector.
2. Point to point type beam detector beroperasi dengan memiliki pemancar khusus yang terletak di salah satu sisi daerah yang ditutupi oleh detektor sinar. Selain itu juga memiliki penerima khusus di ujung lain dari area yang dilindungi. Nah, kemudian untuk keuntungan utama dari detektor cahaya adalah detektor ini dapat dilokasikan lebih tinggi dibandingkan dengan detektor standar.
Tinggi maksimum dari detektor ini adalah 10,5 meter, dimana standar yang ditetapkan oleh BS5839 adalah 25 meter. Keuntungan lainnya adalah beam detector ini dapat mendeteksi kebakaran secara otomatis dengan biaya yang lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan detektor standar.

Lalu, Dimana Bisa Meletakkan Detektor Cahaya?
Dalam peletakkan/pemasangan beam detector tidak boleh sembarangan, karena semua sudah ada aturanya. Anda bisa mengikuti tips peletakan detektor cahaya dibawah ini:
- Detektor cahaya dapat digunakan hingga ketinggian 25 meter
- Ketinggian puncak bangunan untuk menginstal detektor ini sekitar 1% dari masing-masing derajat
- Detektor cahaya sebaiknya diletakkan 600 mm dari titik tertinggi bangunan
- Untuk lebih jelasnya, dapat dipahami dengan gambar dibawah ini
Kemudian Anda juga bisa menyimak beberapa cara untuk menghindari kesalahan dalam penginstalan detektor cahaya berikut ini.
1. Elemen fire detector harus dipasang kaku dan permukaannya stabil untuk membatasi risiko. Kemudian detektor cahaya sebaiknya tidak langsung diletakkan di dinding. Kenapa? Karena permukaan dinding yang mudah rusak akibat perubahan temperatur lingkungan. Sebaiknya ditambahkan logam atau alas terlebih dahulu sebelum detektor diletakkan di dinding.
2. Detektor cahaya tipe Beam reflektif dapat dipengaruhi oleh objek atau permukaan dekat dengan garis pandang antara cahaya dan reflektor. Asap sebagai penghalang tidak hanya akan mengganggu sinyal yang diterima dan memotong intensitas IR, namun juga membentuk bayangan.
3. Beam detector sebaiknya diletakkan di tempat yang jauh dari cahaya yang dapat mengganggu kinerja dari detektor ini. Penerima sinyal rangsangan harus menerima cahaya yang hanya dipancarkan oleh pemancar dan bukan dari cahaya lain.
Misalnya sinar matahari langsung yang dapat menyebbakan saturasi infra merah. Kasus lain, misalnya lampu neon yang biasa memancarkan sedikit cahaya IR, lampu pijar, lampu natrium, dan kamera yang memancarkan cahaya IR lebih banyak dari neon. Maka, detektor harus diposisikan untuk menghindari cahaya lain.
Nah, di atas tadi merupakan penjelasan lengkap tentang beam detector/detektor cahaya. Semuanya sudah di bahas, ya! Baik itu mulai dari definisi/pengertian, fungsi, cara kerja beam detector, dan juga tips pemasangannya. Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat untuk Anda semuanya.
Jika Anda tertarik untuk membeli atau menginginkan informasi lebih tentang Beam Detector, bisa hubungi kami sekarang!