Menggunakan Pemadam Api

menggunakan pemadam apiPernahkah Anda melihat pemadaman api ? Jika iya, apakah Anda tahu bagaimana cara menggunakan pemadam api? Mungkin mayoritas pembaca akan mengatakan tidak bisa meski benda ini sudah sangat familiar di kehidupan sehari-hari. Jika Anda pergi ke pusat perbelanjaan, ke gedung-gedung pemerintahan, atau perkantoran, bahkan di rumah Anda sendiri, mungkin Anda mendapati tabung berwarna merah dengan klip di bagian atasnya yang dapat digunakan kapanpun saat terjadinya kebakaran. Namun, seberapa sering Anda melihat benda ini mungkin pernah terbesit di pikiran bagaimana cara menggunakan pemadam api.  Anda mungkin mengganggap bahwa hal ini begitu sederhana dan bukan sesuatu yang harus dipelajari. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh FEMA (Federal Emergency Management Agency), mayoritas masyarakat Amerika tidak mengetahui bagaimana menggunakan pemadam api, meskipun mereka memilikinya di rumah.  Padahal, api dapat menyebar dengan cepat menghanguskan isi rumah Anda. Untuk itu perlu dilakukan pemahaman yang baik dalam menggunakan pemadam api.

Klasifikasi Jenis Saat Menggunakan Pemadam Api

Di Amerika Serikat, pemadam api diklasifikan menjadi 5 kelas berdasarkan jenis apinya. Hal ini sebagai identifikasi awal sebelum Anda memutuskan menggunakan pemadam api sesuai media yang tepat.

  1. Kelas A, biasanya digunakan untuk solid yang mudah terbakar, seperti kayu, pakaian, dan produk-produk kertas
  2. Kelas B, seperti cairan yang mudah terbakar dan gas
  3. Kelas C, termasuk dalam kelas ini kebakaran listrik. Untuk kelas ini, jangan pernah gunakan air untuk memadamkan apinya, atau Anda akan mengalami setruman!
  4. Kelas D, seperti logam-logam yang mudah terbakar
  5. Kelas K, seperti minyak dan kebakaran minyak. Untuk kelas ini juga jangan pernah menggunakan air, karena malah menimbulkan ledakan dan api merambat dengan cepat.

Sebagian besar ruang-ruang publik dan rumah diklasifikasikan menjadi pemadam kelas A, B, dan C yang menggunakan monoamonium fosfat sebagai agentnya. Sedangkan untuk dapur-dapur komersial biasanya menggunakan pemadam kelas K dengan kalium asetat basah sebagai agen untuk pemadamnya.

Pasang di Lokasi Strategis Untuk Memudahkan Menggunakan Pemadam Api

Anda sebaiknya memiliki pemadam api di rumah, baik itu kelas A, B, maupun C yang berada dekat garasi atau dapur yaitu tempat yang paling berpotensi terjadinya kebakaran. Letakkan alat ini jauh dari jangkauan anak-anak , namun mudah untuk Anda akses. Jangan taruh dekat kompor dan peralatan pemanas lainnya, ataupun di belakang tirai-tirai, titik dimana kebakaran dapat saja terjadi dan menyebar dengan cepat. Namun sebaiknya Anda  meletakkan pemadam ini dekat dengan pintu keluar, sehingga lebih mudah dan aman saat menggunakan pemadam api. Selalu pastikan Anda memeriksanya secara berkala, untuk memastikan bahwa tekanannya masih dalam zona hijau, segelnya belum rusak, dan selang masih dalam keadaan baik, tidak bocor maupun karatan.

 Cara Menggunakan Pemadam Api

Sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan pemadam api, ada beberapa hal yang harus Anda pastikan.

  1. Pemadam api digunakan untuk api yang kecil, yang baru dalam tahap awal
  2. Cari tau sumber api, apakah berasal dari benda padat, cairan yang mudah terbakar, atau karena konsleting listrik
  3. Sedapat mungkin posisi Anda berada di dekat pintu keluar, sehingga memudahkan Anda untuk menyelamatkan diri kapan pun Anda butuhkan

Untuk menggunakan pemadam api, Anda dapat melakukannya dengan “PASS”

  1. Pull the pin, atau menarik pin yang ada
  2. Aim the nozzle at the base of the fire, arahkan lubang pemadam ke titik sumber api
  3. Squeeze the trigger, tekan pelatuk untuk mengeluarkan senyawa agen pemadamnya
  4. Sweep from side to side, arahkan semprotan pemadam Anda ke segala sisi, dan selalu pastikan bahwa fokus Anda tetap ke titik sumber api.

Dengan mengetahui cara menggunakan pemadam, Anda akan lebih yakin dan percaya diri jika suatu saat terjadi kebakaran, dan segeralah ambil tindakan heroik agar Anda dapat menjadi seorang pahlawan !

Leave A Comment