Smoke (asap) adalah partikel padat, cair dan gas yang dikeluarkan ketika material mengalami kebakaran, bercampur dengan udara lingkungan membentuk massa partikulat bebas. Partikel asap secara umum dikelompokkan menjadi tiga ukuran partikel. Berdasarkan ukuran partikel, smoke dapat dibedakan menjadi smoke yang dapat dilihat dan yang tak dapat dilihat oleh mata telanjang. Smoke detector merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi adanya asap atau smoke sebagai bentuk antisipasi terjadinya kebakaran yang lebih besar. Smoke detector bekerja dengan cara mengidentifikasi setiap partikulat yang melewatinya. Oleh sebab itu, penempatan dari smoke detector haruslah tepat yaitu diletakkan di dalam ceiling. Namun perlu diperhatikan karena debu dengan mudah dapat menempel. Hal ini dikarenakan sensor ini sangat sensitif terhadap debu. Selain itu, jauhkan alat sensor ini dari ruangan para perokok aktif. Berikut adalah penjelasan beberapa varian smoke detetctor yang mungkin bermanfaat untuk Anda. Selamat membaca!
Beberapa Jenis Smoke Detector Ionisasi
Ionization smoke detector terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:
- Sumber radioaktif umumnya berupa americium-241 yang dapat memancarkan partikel alpha
- Ruang ionisasi, ruang yang berisi udara diantara dua elektroda
Partikel alpa akan melewati ruang ionisasi dan menghasilkan arus listrik kecil dan konstan diantara elektroda. partikel asap akan masuk ke ruang ionisasi, kemudian menyerap partikel alpa sehingga akan mengganggu arus listrik dan mengaktifkan alarm
Smoke Detector Photoelectric
photo-electric smoke detector adalah sensor cahaya yang tersebar atau dalam istilahnya nephelometer. Komponen utama pada tipe smoke detector ini adalah:
- Sumber cahaya
- Lensa untuk memfokuskan cahay menjadi sinar yang diproyeksikan
- sensor pada sudut balok sebagai sensor cahaya
Tanpa adanya asap atau smoke, cahaya akan melewati tepat didepan sensor pada garis lurus. Ketika asap masuk ke ruang optik melewati cahaya, beberapa cahaya akan tersebar karena adanya partikel asap. penyebaran cahaya yang seharusnya tegak lurus menyebabkan alarm aktif
Smoke Detector Beam
projected beam optical smoke detector bekerja berdasarkan prinsip pengkaburan cahaya yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:
- lensa dan pemancar sinar proyeksi
- penerimacahaya
- reflektorcahaya (tidak semua kasus menggunakan alat ini)
Pemancar cahaya akan memancarkan sinar yang tak terlihat kasat mata dari cahaya yang umumnya diterima oleh penerima dalam kondisi normal.receiver dikalibrasi ke tingkat sensitivitas yang telah ditetapkan berdasarkan persentase pengkaburan. Ketika asap atau smoke mengaburkan balok maka akan mengakibatkan alarm aktif
Smoke Detector Aspirating smoke detector
aspirating smoke detector merupakan sensor cahaya yang sangat sensitif. Sensor ini bekerja secara aktif menarik sampel udara dan mencemari lain melalui jaringan pipa ke dalam ruang panca indra (sensing chamber) . sensor ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:
- jaringan pipa kecil
- filter partikulat
- ruang panca indera (sensing chamber)
- sumber cahaya
- penerima cahaya
Ketika smoke atau asap masuk ke ruang panca indera (sensing chamber) yang sejalur dengan cahaya, beberapa cahaya akan tersebar dan dikaburkan oleh partikel asap. cahaya yang kabur akan dengan cepat terdeteksi dan memicu alarm untuk aktif
Jenis Smoke Detector Video smoke detection
Video Smoke Detection (VSD )adalah analisa gambar video berbasis komputer dengan standar kamera video (CCTV)
Sistem dari video smoke detection terdiri dari tiga komponen utama:
- satu atau lebih kamera video
- komputer
- perangkat lunak untuk menganalisis sinyal video
Komputer menggunakan software khusus untuk mengidentifikasi gerakan dan pola yang unik dari asap. Sinyal yang unik ini ketika teridentifikasi dan akan mengaktifkan alarm.
Demikian pembahasan Beberapa Jenis Smoke Detector yang ada di Indonesia, jika masih kurang jelas silahkan hubungi kami untuk mendapatkan modul-modul yang relevan.