JW Lounge Kebakaran

JW Lounge KebakaranInsiden Kebakaran terjadi di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng (5/7). Sekitar pukul 05.50 terlihat setelah JW Lounge kebakaran pegawai berlari keluar berhamburan menyelamatkan diri. Menurut saksi mata yang juga petugas keamanan (Aviation Security) ruang tunggu terminal keberangkatan luar negeri ini, percikan api mula-mula datang dari oven pemanggang. Oven ini terhubung langsung dengan listrik ketika mengeluarkan percikan api. Tidak lama kemudian, terdengar suara ledakan yang diduga datang dari oven akibat korsleting listrik.

JW Sky Lounge sendiri adalah salah satu dari 40 Executive Lounge di Indonesia. JW Lounge merupakan karya perushaaan PT. Sarana Prima Budaya Raga yang setidaknya memiliki JW Lounge seperti ini juga di Medan, Denpasan dan Jambi. Dengan predika Executive Lounge, JW Lounge tentu memiliki standar-standar khusus baik dari segi kenyamanan maupun keamanan. Salah satu segi kemanan yang yang paling disoroti adalah Fire Security System  yang berfungsi memproteksi ruangan apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran.

JW Lounge Kebakaran , APAR tak bisa atasi

Pada kasus yang menimpa JW lounge kebakaran pada minggu (5/7) pagi kemarin menurut petugas AVSEC , sempat mengatakan Alat Pemadam Api Otomatis tak berfungsi. Namun ketika kembali dikonfirmasi, ia menuturkan dalih bahwa APAR tak mungkin bisa memadamkan api yang terjadi saat itu. Menurut kronologi, percikan api mulanya kecil saja pada oven yang biasa digunakan untuk cooking . Dengan kronologi sesuai keterangan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa minimal ada 2 kemungkinan yang terjadi. Pertama adalah kesigapan petugas yang kurang baik dalam menangani munculnya potensi kebakaran. Kedua adalah gagalnya sistem pemadam api yang berada di JW Lounge.

Dalam artikel kali ini, patigeni mencoba mengulas kemungkinan yang kedua dengan dugaan Fire Security gagal beroperasi tanpa maksud menduga dan mengaitkan dengan kasus JW Lounge kebakaran. Jika APAR kosong kemungkinan karena tidak memenuhi pengecekan rutin APAR atau kebocoran tabung APAR yang tidak terdeketsi. Jika Fire Alarm tidak berfungsi kemungkinan karena detektor yang digunakan tidak menerima sinyal dengan baik. Detektor sendiri memiliki 4 jenis. Ada yang sifatnya peka terhadap rangsang suhu atau lebih dikenal dengan Heat Detector, ada juga Smoke Detector yang peka terhadap rangsang Asap, Flame Detector yang mengidentifikasi keberadaan api dengan menggunakan perangkat optik dan ada juga Beam Detector yang mendeteksi ruangan dengan infra merah. Apabila detector tidak dapat bekerja dengan normal, maka detektor tidak dapat menirim sinyal ke panel. Alhasil, alarm kebakaran tidak berbunyi sehingga petugas keamanan tidak mengetahui adanya titik api secara cepat. Sementara jika sebuah ruangan dilengkapi dengan Alat Pemadam Api Otomatis , apabila terjadi kenaikan suhu, kepala sprinkler akan berfungsi sebagai detektor suhu. Apabila suhu abnormal, maka kepala sprinkler akan pecah dan tabung segera mengeluarkan gas dengan harapan langsung memenuhi ruangan.

Prinsip kerja alat-alat tersebut sebenarnya sangat lebih dari cukup apabila memenuhi standar. Singkat cerita, apabila alat tersebut gagal menjalankan fungsinya berarti alat tersebut belum memenuhi standar baik kualitas maupun standar perawatan. Lalu bagaimana dengan insiden yang menghanguskan JW Lounge? apakah human error? ataukah Fire Security yang tak standar? Kita tunggu saja penyelidikan pihak berwenang. Intinya, Semoga otoritas bandara di seluruh Indonesia kini semakin memperhatikan sistem keamanan khususnya mengenai antisipasi kebakaran.

Leave A Comment