Kebakaran kapal Pelni kembali terjadi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada Senin (25/3). Sebelumnya kebakaran kapal juga pernah terjadi pada Februari lalu.
Lalu bagaimana fakta-fakta kebakaran kapal Pelni di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang tersebut? Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini!
Fakta-Fakta Terbakarnya Kapal Pelni di Pelabuhan Tanjung Emas
Masih lekat di ingatan kita pada kebakaran Kapal Panorama Nusantara di Pelabuhan Tanjung Emas pada Februari lalu. Kini kebakaran kembali menimpa kapal Pelni, yakni KM Awu.
Kebakaran tersebut terjadi pada Senin, 25 Maret 2019 pukul 18.00 WIB. Kejadian tersebut terjadi tepatnya di Galangan Janata Marina Indah (JMI) Unit 1, Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
Menurut laporan, api bermula dari kamar Nahkoda. Saat itu, kapal baru saja bersandar di Galangan dan tidak sedang dalam operasional.
Pihak Damkar menerjunkan 8 unit mobil pemadam dengan kekuatan 40 personel. Beruntungnya, proses pemadaman yang dilakukan berlangsung cepat dan tuntas.
Selain itu, tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Penyebab kebakaran kapal Pelni, KM Awu tersebut pun belum diketahui.
Solusi Kebakaran Kapal Pelni di Pelabuhan Tanjung Emas
Setelah mengetahui fakta-fakta kebakaran kapal Pelni di Galangan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, kini saatnya menilik solusinya. Pasalnya, kebakaran kerap terjadi di Pelabuhan Indonesia.
Sebagai proteksi awal, setidaknya kapal Pelni harus memiliki APAR. Untuk media APAR-nya, kita harus menilik dulu klasifikasi kelas kebakarannya.
Pada kebakaran kapal, api tentu akan dengan cepat membesar. Hal tersebut diakibatkan bahan bakar kapal itu sendiri.
Oleh karena itu, kebakaran pada kapal dapat dikategorikan dalam kelas kebakaran B. Kelas B merupakan kebakaran yang diakibatkan oleh benda cair mudah terbakar, seperti solar, bensin, tiner, dan lainnya.
Media APAR yang sesuai untuk kebakaran kelas B adalah media Foam. Namun, apakah APAR saja cukup untuk kebakaran kapal?
Mengingat kebakaran kapal berpotensi menjadi kebakaran skala besar, rasanya APAR saja tidak cukup untuk mengantisipasinya. Setidaknya kapal membutuhkan foam system.
Foam system bekerja seperti hydrant. Namun, bila hydrant menggunakan media air, maka sistem ini menggunakan media foam yang memang sesuai untuk kebakaran kelas B.
Maksimalkan Proteksi Kebakaran Kapal Pelni dengan Produk yang Tepat
Setelah mengetahui fakta dan kebakaran kapal Pelni di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, kini Anda mengetahui bukan betapa pentingnya proteksi kebakaran pada kapal? Tak hanya kapal, trnasportasi lainnya serta bangunan pun perlu diproteksi dengan alat pemadam api maupun fire system.
Agar proteksi kebakaran dapat bekerja secara maksimal, Anda bisa menggunakan produk dari Patigeni. Kami merupakan kontraktor sekaligus distributor alat pemadam kebakaran.
Bagi para pengguna APAR, kami ada kabar gembira untuk Anda. Patigeni kini telah memperkenalkan aplikasi Firecek yang akan membantu Anda mengontrol kelayakan dan masa berlaku APAR yang dimiliki.
Nah, ayo tunggu apalagi? Yuk, segera lindungi aset dan transportasi berharga Anda dengan menggunakan produk dari Patigeni!
Bila masih ada pertanyaan seputar artikel atau produk terkait, silahkan tinggalkan pesan di kolom komentar di bawah ini. Atau Anda bisa pula menghubungi kami di menu contact us!