Secara umum, penerapan dari proteksi kebakaran terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Penggunaan pemadam kebakaran yang berbasis penyiram air
2) Untuk bahaya yang khusus, digunakan pemadam dengan agen lain seperti karbon dioksida, halon, dry chemical, wet chemical, dan foam.
Karbondioksida digunakan sebagai Media Pemadam Kebakaran
Menurut konsensus industri, hampir 20% dari pasar menggunakan APAR ,edia Co2. Ternyata senyawa ini sudah digunakan secara luas selama bertahun-tahun dalam dunia industri. Bahkan, pada tahun 1920 hingga 1960, karbon dioksida merupakan satu-satunya gas yang digunakan sebagai agen pemadam, sebelum akhirnya pada awal tahun 1960, mulai dikenal halon sebagai agen pemadam api selain karbon dioksida. Penerapannya sendiri adalah untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar, konsleting listrik, serta kebakaran yang meliputi bahan-bahan selulosa seperti kertas dan kain. Pemadam dengan karbon dioksida ini digunakan luas di hampir segala bidang. Secara internasional digunakan di ruang mesin, bagian kendaraan di kargo, dan daerah penyimpanan cairan yang mudah terbakar di dalam kapal. Selain itu, industri baja dan alumunium serta ruang komputer juga menggunakan sistem pemadam api dengan karbon dioksida ini.
Pemilihan karbon dioksida sebagai agen pemadam api didasarkan pada sifat-sifatnya yang tidak mudah terbakar, tidak reaktif dengan bahan lain, dan tidak memproduksi senyawa dekomposisi sebagai residu. Gas ini juga memiliki tekanan udara sendiri yang menyebabkan tidak dibutuhkannya tekanan udara tambahan dalam penggunaannya. Aplikasi pemadaman didominasi oleh mekanisme termofisikal yang mencegah reaksi gas mencapai temperatur yang cukup tinggi untuk mempertahankan populasi radikal bebas untuk menahan nyala api. Gas ini juga menurunkan konsentrasi dari jenis reaksi yang terjadi dalam nyala api dengan cara mengurangi frekuensi tumbukan antar molekul dan memperlambat laju pelepasan panas.
Meskipun pemadam api jenis ini memiliki penggunaan dan manfaat yang luas, namun bagaimanapun juga karbon dioksida merupakan senyawa kimia yang dapat membahayakan keselamatan jika tidak digunakan dengan tepat. Berdasarkan konsentrasi karbon dioksida yang digunakan dalam pemadam, berikut akibat yang dapat ditimbulkan bagi kesehatan:
1) Pada konsentrasi desain minimum, yaitu sebesar 34% yang digunakan sebagai penekan api, senyawa ini dapat mematikan.
2) Konsentrasi diatas 17%, menyebabkan lepas kontrol, kehilangan kesadaran, kejang, koma, dan kematian yang terjadi dalam 1 menit inhalasi
3) Konsentrasi antara 10-15% menyebabkan kehilangan kesadaran, mengantuk, otot berkedut, dan pusing dalam beberapa saat
4) Konsentrasi antara 7-10% menyebabkan kehilangan kesadaran, pusing, sakit kepala, disfungsi penglihatan dan pendengaran, depresi, sesak, dan berkeringat
5) Konsentrasi antara 4-7% menyebabkan sakit kepala, gangguan penglihatan, tekanan darah naik, sesak nafas, depresi, dan tremor.
6) Konsentrasi dibawah 4% menyebabkan pelebaran pembuluh darah otak, peningkatan ventilasi paru, dan peningkatan pengiriman oksigen dalam jaringan tubuh. Jangkauan konsentrasi karbon dioksida ini dapat membantu dalam menangkal efek kekurangan oksigen.
Jika anda ingin menggunakan sistem pemadam api berbasis karbon dioksida, sebaiknya anda mengetahui bagaimana mendapatkan persetujuan sistem dimulai dari daftar manufaktur melalui organisasi seperti penanggung laboratorium atau pabrik yang berkaitan di United States. Bagian dari proses listing adalah pengembangan instruksi dan pemeliharaan manual yang mencakup deskripsi dari operasi penuh dari sistem bersama dengan sistem gambar. Sedangkan untuk spesifikasi atau rencana instalasi pemadaman disusun di bawah pengawasan orang yang berpengalaman dan berkualitas dalam desain sistem karbon dioksida dan dengan saran dari AHJ (authorities having jurisdiction). Kemudian, desain akan diajukan ke AHJ sebelum dilakukan instalasi.
Instalasi sistem karbon dioksida biasanya dilakukan oleh perwakilan produsen atau distributor. Meskipun installer tidak memiliki akreditasi resmi atau sertifikasi, namun mereka sudah dilatih oleh produsen dalam instalasi yang tepat dari komponen sistem. Jika instalasi sistem selesai, makan akan diperiksa dan diuji oleh personil yang tepat untuk memenuhi persyaratan persetujuan dari AHJ. Adapun persyaratannya meliputi:
- a) Kinerja dari uji debit penuh dari seluruh kuantitas desain melalui pipa kemudian masuk ke daerah kejadian. Diperlukan sebuah pemeriksaan untuk memverifikasi bahwa konsentrasi desain dicapai dan dipertahankan untuk waktu yang ditentukan
(B) pemeriksaan operasional untuk semua perangkat yang diperlukan
(C) Pemeriksaan untuk label yang tepat pada perangkat dan kawasan peringatan penghuni yang memungkinan terjadinya penyebaran karbon dioksida. Selain itu, signal harus hadir untuk memperingatkan personil untuk mengosongkan daerah saat alarm berbunyi.
(D) inspeksi sistem dan daerah bahaya yang lengkap untuk memastikan bahwa sistem tersebut memenuhi spesifikasi dan tepat untuk jenis bahaya kebakaran
Setelah anda mengetahui penggunaan sistem pemadam karbon dioksida, jangan ragu untuk segera menggunakan pemadam ini guna memproteksi rumah maupun bisnis anda dari musibah yang tak diharapkan.