Kebakaran kapal terjadi di Pelabuhan Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Kejadian tersebut terjadi pada Senin (11/03) pukul 13.15 WIB. Lalu bagaimana fakta-fakta yang terjadi di TKP? Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Fakta-Fakta Kebakaran Kapal di Pelabuhan Muara Angke
Belum hilang di ingatan kita tentang kebakaran hebat yang terjadi di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, beberapa waktu silam. Kini kebakaran kapal kembali terjadi di daerah Jakarta Utara, tepatnya di Pelabuhan Muara Angke.
Pada Senin, 11 Maret 2019 pukul 13.15 WIB, pihak Damkar menerima laporan kebakaran dan langsung menerjunkan delapan unit pemadam kebakaran. Objek terbakar merupakan sebuah kapal nelayan bernama KM Nayla.
Menurut laporan, kebakaran kapal di Pelabuhan Muara Angke tersebut diakibatkan oleh korsleting listrik. Kejadian bermula saat awak kapal menggunakan rice cooker yang menjadi penyebabnya korsleting listrik.
Beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Namun, kerugian ditaksir mencapai 500 juta rupiah.
Meskipun begitu, untungnya kebakaran tidak menyambar ke kapal lainnya. Jika tidak, tentunya kebakaran di Pelabuhan Muara Angke ini akan menjadi sebesar dan sefatal di Pelabuhan Muara Baru.
Solusi Kebakaran Kapal di Pelabuhan Muara Angke
Kebakaran kapal di Pelabuhan Muara Angke ini menambah daftar sederetan kejadian kapal terbakar yang terjadi di awal tahun 2019. Sebut saja kebakaran di Pelabuhan Tanjung Emas dan kebakaran di Pelabuhan Muara Baru yang mengawalinya.
Lalu mengapa kebakaran kapal di pelabuhan kerap terjadi dan bagaimana solusi untuk menghindarinya? Ada baiknya kita menganalisanya terlebih dahulu.
Perlu kita ingat adalah kebakaran cepat membesar akibat bahan bakar kapal. Hal ini menyimpulkan bahwa kebakaran kapal masuk dalam klasifikasi kelas kebakaran B.
Solusi yang tepat agar kebakaran di Pelabuhan Muara Angke dan Muara Baru ini tidak terjadi kembali bisa dengan menggunakan alat pemadam api ringan atau APAR sebagai pencegahan awalnya.
Seperti yang kita ketahui, tak hanya bangunan, alat transportasi pun membutuhkan alat proteksi kebakaran. APAR yang digunakan untuk kapal bisa menggunakan media foam. Selain APAR, pihak kapal juga dapat menggunakan Foam System. Sistem kebakaran ini bekerja seperti hydrant, namun menggunakan media foam yang sesuai untuk kebakaran kelas B.
Selain itu, setelah sebelumnya pernah disinggung oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Bawedan usai kejadian Pelabuhan Muara Baru, bahwa penting untuk menghadirkan Damkar di laut. Mengingat kerapnya terjadi kebakaran kapal, maka kiranya pembangunan Damkar di wilayah pelabuhan merupakan hal yang patut dipertimbangkan.
Hindari Kebakaran Kapal Seperti di Pelabuhan Muara Angke
Setelah menilik fakta dan solusi kebakaran kapal di Pelabuhan Muara Angke di atas, kini saatnya memaksimalkan proteksi kebakaran yang sesuai. Upaya yang dilakukan bisa dengan menggunakan alat pemadam api dari Patigeni.
Mengapa di Patigeni? Patigeni merupakan kontraktor sistem pemadam kebakaran sekaligus distributor alat pemadam api. Tentunya karena mendistribusi sendiri alat pemadam api, maka harga yang ditawarkan pun jauh lebih terjangkau.
Tak perlu khawatir dengan kualitas yang dimiliki. Patigeni hanya menggunakan produk dengan kualitas dan brand terbaik.
Keuntungan lainnya yang bisa Anda dapatkan hanya di Patigeni adalah kami akan memberikan akses gratis untuk login di aplikasi Firecek. Aplikasi ini kami luncurkan untuk mempermudah pengguna agar dapat mengontrol kelayakan dan masa berlaku APAR yang dimiliki.
Nah, tunggu apalagi? Mulai proteksi gedung, usaha, dan alat transportasi Anda dengan produk dari Patigeni. Hubungi kami di menu contact us dan dapatkan pelayanan terbaik!