Sejarah Singkat Adanya Pendeteksi Asap Kebakaran
Pendeteksi kebakaran pertama kali muncul pada abad ke-19 yang dulunya bernama telegram kebakaran, di mana semula pendeteksi ini hanya berfungsi untuk mendeteksi adanya panas. Pendeteksi ini diatur untuk mendeteksi panas yang hingga mencapai suhu 60oC. saat suhu panas tersebut sudah tercapi maka pendeteksi tersebut akan membunyikan suara alarm secara otomatis.
Kemudian, para ilmuan mengembangkan alat pendeteksi baru yaitu berupa pendeteksi asap kebakaran yang digunakan untuk mendeteksi asap akibat terjadinya kebakaran. Saat ini, kemudian berkembang pesat produksi pendeteksi asap ini karena dipercaya sangat efektif dan membantu kehidupan sehari-hari dari bahaya kebakaran. Dengan perkembangan teknologi, juga mulai bermunculan alat pendeteksi asap yang lebih efektif seperti pendeteksi asap ionisasi, fotolistrik dan asap rokok.
Pendeteksi Asap Kebakaran, dimana pemasangannya?
Kebakaran bisa terjadi di mana saja, tidak menutup kemungkinan dari ruangan-ruangan yang tidak sering kontak dengan api sekalipun karena terjadinya kebakaran juga bisa disebabkan oleh konsleting listrik. Tentunya walaupun daerah yang jarang kontak dengan api, tapi didaamnya memiliki kontak dengan listrik bisa saja menimbulkan api. Namun tempat-tempat yang sering terserang api adalah dari dapur, bisa disebabkan dari rokok atau tabung gas yang meledak hingga membakar rumah. Jika terdapat pendeteksi asap kebakaran dirumah Anda, tentunya antisipai dan proses evakuasi dapat segera dilakukan.
Pendeteksi asap kebakaran ini umumnya dipasang pada langit-langi ruangan atau menempel pada dinding atas. Pemilihan tempat pada bagian atas yaitu di sesuaikan dengan pergerakan asap yang yang selalu mencari tekanan udara tinggi menuju ke rendah. Biasanya diletakkan pada ketinggian antara 1 m sampai 3 m pada dinding rumah jika di ukur dari lantai bawah. Namun pemasangan pendeteksi paling baik yaitu pada langit-langit ruangan minimal 50 cm dari dinding.
Sebaiknya juga hindari pemasangan dekat dengan jendela atau pintu, sebab bisa dimungkinkn terjadi asap pada luar rumah yang memungkinkan asap akan tercium pendeteksi. Biasanya pendeteksi asap kebakaran ini harus diganti setiap 10 tahun sekali untuk mengantisipasi penurunan daya pada baterai dan menyebabkan kurang maksimalnya kerja pendeteksi itu sendiri. Selain itu setidaknya setiap 2 tahun sekali pemilik harus memeriksakan peralatan ini ada pihak yang mengerti tentang alat kebakran untuk dilakukan pemeriksaan atau kalibrasi alat.
Jika pendeteksi asap kebakaran kemudian mendeteksi adanya gejala kebakaran dengan mendeteksi keberadaan asap, maka alarm dan lampu control pendeteksi ini akan menyala dan pengguna dapat segera menangani atau melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib untuk melakukan evakuasi. Dengan adanya artikel ini diharapkan kita lebih bisa memahami tentang pendeteksi asap kebakaran sendiri, dan kita mengetahui pentingnya memiliki pendeksi kebakaran pada rumah atau gedung kita untuk mengantisispasi terjadinya kebakaran secara dini sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bisa segera kita hindari.