Sistem hidrant memiliki prinsip kerja yaitu mengalirkan air dari sumber air dengan menggunakan pompa yang kemudian air akan didistribusikan dengan selang kebakaran menuju nozzle untuk diarahkan ke sumber kebakaran. Pompa merupakan komponen yang sangat penting pada sistem hidran terlebih jika suber kebakaran berada sangat jauh dari sumber atau berada di ketinggian tertentu. Pompa juga sangat penting untuk memberi tekanan kepada nozzle agar air yang dihasilkan dapat terarah dan menghasilkan butiran-butiran kecil. Butiran air sangat dibutuhkan karena luas permukaan pemadaman akanb lebih besar. Ada tiga jenis pompa yang diinstal di sistem hidran antara lain jocky pump, electrik pump atau diesel pump. Instalasi ketiga pompa hidran tersebut mengacu pada standar NFPA 20 yang juga mengatur regulasi mengenai Fire Fighting. Di Indonesia sendiri, beberapa produk pompa telah memiliki sertifikat NFPA 20 dan tipe lain belum memiliki standar NFPA namun tetap dapat digunakan sebagaifire fighting pump. Pompa yang banyak di gunakan untuk fire hydrant di indonesia saat ini masih di dominasi merk torishima, ebara, Rotor Pompa Hydrant, fairbank morse, SSP Pump, A-C fire pump, groundforce.
Spesifikasi Rotor Pompa Hydrant
Salah satu bagian penting dari pompa adalah rotor yang merupakan penggerak pompa. Rotor pun harus dirancang sesuai dengan standar Internasional atau ISO 9001 Quality System Certificate yang telah disetujui oleh FMRC America dan Vounching Technical Inspection LTD (VTI). Adapun tipe Rotor fire pump yang di gunakan untuk menggerakkan Electric Fire Pump, Centrifugal end Suction (pompa yang sistem kerjanya menghisap air yang dengan putaran impeler yang di gerakkan oleh motor listrik atau diesel) di antaranya adalah tipe RA 65/26A, Total Head: 80m Kapasitas @500 USGPM (1900liter/menit), Kebutuhan Power: 45Kw/3Ph/2pole/50Hz.
Pemeliharaan Rotor Pompa Hydrant
Setiap peralatan yang digunakan untuk memadamkan kebakaran wajib dilakukan inspeksi dan maintanance guna mengetahui performa kinerja alat. Pompa hidran biasanya digunakan dalam jangka waktu 25-30 tahun. Selama waktu tersebut, perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan terhadar rotor pompa seperti:
- Menutup Gate Valve pada saluran pipa pembuangan secara bertahap dan mematikan listrik.
- Menutup manometer dan Vacuum Gouge dari inlet dan outlet , tambahan ; inlet gate valve harus ditutup.
- Ketika suhu berada di bawah 0 derajat celcius, alirkan air yang tersisa di dalam pompa agar tak terjadi pemebukan pada pipa yang dapat menyebabkan pipa tersumbat
- Ketika pompa lama tidak digunakan, rotor pompa mesti harus dijalankan (pemanasan) agar rotor masih dapat digunakan
- Ketika pompa telah berhenti untuk waktu yang lama, bongkar komponen pompa. setelah itu, berikan spare part pompa dengan minyak anti karat- dan kembalikan komponen yang telah di lepas dan simpan di tempat yang aman.