Memilih Alat Pemadam Api

Memilih Alat Pemadam Api harus cermat, pahami cara kerja dan medianya!

 

memilih alat pemadam api

Regulatory Reform menjelaskan tentang Fire Safety dimana pada pasal 8 mengatakan penanggung jawab dari suatu bangunan diharuskan melaksanakan tindakan nyata dalam mencegah risiko kebakaran umum. Selain itu, Pasal 4 : ayat 1, disebutkan mengenai langkah-langkah yang dapat diambil demi memerangi bahaya kebakaran di tempat. Kebijakan lain diatur di dalam Pasal 13 mengenai tugas penanggung jawab untuk memastikan bangunan telah dilengkapi alat dan sistem pemadam api yang sesuai. Penanggung jawab juga harus memastikan jika peralatan tersebut mudah dalam pengoperasian . Memilih Alat Pemadam Api sebaiknya sesuai karakter material . Tempat peletakannya pun harus aman dan mudah untuk ditemukan. Hal ini memiliki tujuan dapat digunakan sebagai pertolongan pertama saat kebakaran terjadi sewaktu-waktu. Selain aturan ini, juga terdapat aturan lain yang lebih spesifik, yaitu aturan British Standards atau BS yang beragam, seperti BS EN 3, BS 5306, dan BS 7937.

Memilih Alat Pemadam Api Sesuai Karakter Material

British Standards yang paling umum adalah BS EN 3. Standar ini secara tidak langsung mempersuasi bahwa Memilih Alat Pemadam Api Ringan (APAR) harus yang lolos tes efektivitas . Mengapa demikian? karena karakter material memaksa APAR memiliki spesifikasi sesuai. Sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan sifat api kebakaran, alat pemadam api dibedakan menjadi lima kelas. Kelas yang pertama disebut dengan Kelas A yang merupakan kelas kebakaran akibat bahan padat yang pada umumnya bersifat organik, seperti kertas, dedaunan, kain, kardus, sampah organik, dan lain sebagainya. Apabila suatu bangunan atau tempat memiliki risiko kebakaran dengan kelas A, maka APAR yang dibutuhkan adalah jenis Water Extinguisher atau APAR yang berisikan materi pemadam berupa air biasa. Kelas kedua atau Kelas B tergolong sebagai kebakaran yang dipicu oleh bahan cair (liquid) atau benda/padatan yang dapat mencair, di mana mereka sangat mudah untuk terbakar. APAR yang paling efektif untuk mengatasi kebakaran dengan golongan B ini adalah Foam Extinguisher di mana silinder pemadam bermuatan busa yang mampu meredam dan memadamkan api kebakaran akibat cairan yang mudah terpicu api. Sementara Kelas C yang menjadi kelas ketiga melibatkan api kebakaran yang dipicu oleh Flamable Gas.

Kebakaran jenis ini sangat efektif bila diatasi oleh alat pemadam api berjenis Dry Chemical Powder atau bubuk kimia kering. Sedangkan jenis keempat adalah jenis kebakaran terkait Flamable Metal atau bahan logam mudah terbakar. Selanjutnya adalah Kelas F yang merupakan kelas spesialisasi area dapur karena api kebakaran Kelas F melibatkan media-media memasak seperti minyak hewani maupun nabati serta lemak yang tersebar pada peralatan atau perangkat memasak di dapur. Klasifikasi terakhir adalah kebakaran akibat pasokan arus listrik. Untuk kebakaran akibat listrik atau alat-alat elektronik, alat pemadam api atau Portable Fire Extinguisher yang paling efektif dan tidak berbahaya bagi operator atau pengguna alat adalah jenis Carbondioxide Extinguish yang mengandung gas karbondioksida sebagai penekan oksigen untuk memadamkan api pada listrik. Dalam memilih alat pemadam api, perlu diperhatikan kelas kebakaran yang mungkin akan terjadi. Trik ini dilakukan karena satu jenis alat pemadam api tidak mampu bekerja efektif, aman dan maksimal bila digunakan untuk mengatasi kebakaran dengan kelas yang berbeda. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan peringkat alat pemadam api pada masing-masing kelas.

Pertimbangkan Rating dalam Memilih Alat Pemadam Api

Untuk kelas A, rating yang dibutuhkan dapat dihitung dari mengalikan luas ruangan atau luas lantai dalam satuan meter square dengan angka 0,065. Misalnya, seluruh ruangan pada suatu lantai memiliki ukuran luas 500 meter persegi, maka Anda harus mengalikannya dengan 0,065 dan berakhir pada angka 32,5. Maka, rating alat pemadam api kelas A yang Anda butuhkan untuk kelengkapan proteksi kebakaran pada lantai tersebut haruslah sebesar 32,5A atau lebih tinggi, namun tidak boleh lebih rendah. Biasanya, dalam memilih alat pemadam api  dibutuhkan hitungan khusus. . Setiap Water Extinguisher bermuatan 9 liter, akan mampu mengatasi kebutuhan dengan rating 13A. Bila Anda telah menemukan angka rating yang didapatkan dari hasil perkalian, maka hasil tersebut bagilah dengan angka 13, maka Anda akan menemukan jumlah APAR air yang dibutuhkan. Misalnya, rating 32,5A dibagi 13A, maka paling tidak Anda membutuhkan 3 buah alat pemadam api jenis Water Extinguisher bermuatan 9 liter.

Untuk alat pemadam api Kelas A, hendaknya diletakkan pada tempat yang memiliki jarak tempuh tidak lebih dari 30 meter dari setiap bagian atau ruangan pada lantai tersebut. Sebelum melakukan tindakan pemadaman api dengan Water Extinguisher, hendaknya aliran listrik harus dimatikan karena dikhawatirkan tejadi sengatan listrik atau kerusakan alat-alat bermuatan listrik. Berbeda dari jarak tempuh Kelas A yang tidak boleh lebih dari 30 meter, untuk kelas B, kelas C, dan kelas D, jarak peletakkan APAR semakin pendek, yaitu tidak boleh lebih dari 10 meter mengingat bahaya kebakaran pada kelas-kelas tersebut dapat menjalar dan berubah besar lebih cepat dan berisiko ledakan. Penyediaan APAR tentunya bertujuan sebagai alat pertolongan pertama ketika percikan api baru saja muncul. Oleh karena itu, apabila alarm peringatan kebakaran menyala atau dinilai terdapat api yang berpotensi menyebabkan kebakaran, hendaknya perusahaan telah melatih anggota sehingga siapapun mampu menggunakan APAR sebelum api mulai berisiko mengancam keselamatan.

Namun, apabila api kebakaran telah terlanjur membesar dan dinilai tidak akan mungkin untuk dipadamkan sendiri, maka jangan gunakan APAR kecuali untuk dibawa serta saat proses pelarian atau evakuasi keluar gedung karena muatan media pemadam pada APAR sangat terbatas karena kapasitasnya akan habis sehingga tidak bisa dipakai terus-menerus. Apabila perusahaan atau penanggung jawab bangunan telah menyediakan peralatan pemadam api ringan atau PFE, hendaknya penanggung jawab mengadakan servis atau pemeliharaan dasar secara berkala (pada umumnya setiap satu tahun sekali) pada alat-alat pemadam api. Bila tidak dilakukan perawatan, maka alat pemadam api berisiko rusak dan daya guna sekaligus usia manfaatnya akan menurun. Dan apabila terjadi kebakaran, alat pemadam api tidak mampu bekerja maksimal, bahkan kemungkinan paling parahnya, alat pemadam api justru membahayakan pengguna atau operator alat.

Perawatan atau servis harus dilakukan oleh teknisi khusus yang beroperasi pada bidang proteksi kebakaran. Selain pemeliharaan, perusahaan juga harus memperhatikan standar dalam penyediaan dan memilih alat pemadam api. Alat pemadam api harus diletakkan pada braket dan mudah terlihat. Petunjuk pemakaian atau instruksi operasional alat juga harus bersih, dapat terbaca dengan jelas serta tidak terhalangi apa pun. Dengan begitu hunian dan kantor Anda akan selangkah lebih aman dibanding mereka yang tidak memasang proteksi Alat Pemadam Api. Mari ingatkan diri dan rekan kerabat disekitar kita.

 

 

Leave A Comment