Hal ini berkaitan dengan tingkat kebutuhan dan resiko yang terjadi pada bangunan atau ruangan instalasi. Kemudian mereka akan menimbang dan menghitung kemungkinan kebakaran yang terjadi dan membuat rangkaian instalasi. Pada artikel ini kita akan membahas rangkaian instalasi fire alarm paling sederhana dalam proses instalasi.
Rangkaian Instalasi Fire Alarm Konvensional
Pada rangkaian instalasi fire alarm konvensional lebih jarang digunakan untuk suatu gedung yang luas dan bertingkat, fire alarm konvensional biasanya dimanfaatkan untuk gedung dengan skala kecil. Hal ini berkaitan dengan rangkaian intalasi yang dibentuk lebih sederhana sehingga kerja alat pun hanya bisa mencakup daerah kecil. Coba Perhatikan gambar dibawah ini.
Berdasarkan gambar rangkaian instalasi fire alarm konvensional tersebut, kita dapat melihat bahwa panel control dihubungkan dengan beberapa zone menggunakan kabel dimana setiap zone terdiri dari detector (smoke dan heat) dan MCP (Manual call point). pada unit MCP diletakkan sejajar dengan indicator lamp dan fire bell yang merupakan detector terakhir dari rangkaian sehingga pada ujung unit ini dipasang EOL (end of line) resistor.
Jalur kabel ini menentukan kapasitas zona suatu panel. Artinya, panel kapasitas 10 Zone memiliki maksimal pembagian 10 zona. Dan setiap zona pada ujungnya diberikan EOL, dengan rangkaian instalasi fire alarm sistem konvensional ini memberikan kepada kita gambaran mengapa suatu fire alarm sistem konvensional hanya bisa menerima satu sinyal bahaya pada setiap zonanya dan bukan tanda bahaya dari setiap detector yang terpasang.
Rangkaian Instalasi Fire Alarm Addressable
Rangkaian instalasi fire alarm addressable lebih banyak digunakan pada gedung bertingkat dan berskala lebar, misalnya saja hotel, mall, rumah sakit, dan bangunan lainnya. Proses instalasi sistem addressable ini lebih rumit jika dibandingkan dengan sistem konvensional, namun fungsi kerja sistem ini lebih komplek dan teliti.
keunggulan sistem ini dibandingkan dengan konvensional adalah setiap detector memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik kebakaran dapat dideteksi dengan pasti dari sinyal yang dikirim setiap detectornya.
Gambaran simple kerjanya adalah jika pada sistem konvensional pada 4 laintai gedung dipasang dengan 4 zona dan setiap zona memiliki beberapa detector, jika ada salah satu detector yang aktif maka zona yang akan menjadi panutan dimana bunyi alarm. kemudian dari panel kontrol dapat dibantu dengan mengaktifkan indicating lamp dan alarm bell.
Sedangkan pada alarm addressable, jika pada 4 lantai gedung di pasang dengan sistem addressable maka informasi yang di tampilkan di dalam panel akan lebih detail, setiap detektor yang aktif akan memberikan informasi dirinya ke panel control bahwa ada bahaya di lantai sekian (tempat detector berada) sehingga petugas lebih cepat beroperasi.