Salah satu proses mengemas perlengkapan dan peralatan yang harus dilakukan setelah tindakan pemadaman selesai adalah menggulung Fire Hose atau selang pemadam. Dalam proses pemadaman, Fire Hose merupakan komponen peralatan yang sangat penting karena berperan sebagai media penyalur air yang terpompa dari Hydrant Pilar. Oleh sebab itu, dalam menangani penggulungan dan penguraian selang pemadam, sudah seharusnya selalu dilakukan oleh petugas Fire Brigade bagian Hose Man karena hanya petugas bagian Hose Man yang mampu menangani Fire Hose dengan benar dan hati-hati.
Teknik Menggulung Selang Pemadam yang benar
Dalam menggulung maupun menguraikan gulungan Fire Hose, dibutuhkan dua orang dari bagian Hose Man untuk setiap satu tim Fire Brigade. Untuk menggulung Fire Hose, perlu menggunakan teknik-teknik khusus karena tidak diperkenankan untuk menggulung secara asal karena penggulungan selang akan memengaruhi proses penarikan atau penguraian selang saat akan digunakan di lapangan. Jika teknik penggulungan Fire Hose salah atu keliru, maka ketika selang akan digunakan, kemungkinan besar akan terjadi kemacetan gulungan sehingga berisiko menyebabkan selang pemadam sobek dan berakhir pada terlambatnya tindakan pemadaman. Risiko ini tentunya sangat fatal karena api kebakaran terlambat dihalau sehingga akan menjalar lebih luas dan semakin besar.
Sebelum membahas mengenai teknik-teknik khusus dalam menggulung Fire Hose, akan lebih mudah jika terlebih dulu telah mengenal jenis dan komponen dari selang pemadam karena hal-hal ini merupakan pengetahuan dasar yang harus diketahui oleh setiap petugas Fire Brigade. Fire Hose pada umumnya didesain bervariasi sesuai dengan kebutuhan, baik dari panjang selang yang disediakan dalam panjang 15 meter, 20 meter, dan 30 meter, hingga desain variasi pada diameter selang yang disediakan dalam dua ukuran, yaitu 1,5 inci dan 2,5 inci.
Pada sebuah Fire Hose, terdapat dua ujung yang disebut dengan coupling yang dilengkapi dengan pengunci yang beragam jenisnya seperti jenis drat, machino, ataupun jenis storz coupling. Coupling pertama disebut dengan Female Coupling yang khusus untuk disambungkan atau dipasang pada Hydrant Pilar yang merupakan sumber keluarnya pasokan air. Sementara coupling yang kedua disebut dengan Male Coupling, di mana coupling ini akan dipasang dengan nozzle dan akan dibawa oleh petugas pemadam yang beroperasi pada lokasi bencana kebakaran. Sebelum selang digulung, pastikan dengan benar bahwa tidak ada lagi air yang masih tersisa di dalam selang pemadam.
Sedangkan teknik khusus dalam menggulung selang pemadam dibagi menjadi dua jenis teknik, yaitu teknik single dan double roll. Untuk melakukan penggulungan Fire Hose dengan teknik single roll, Hose Man harus memegang Female Coupling kemudian menggulung selang ke arah yang berlawanan dari jarum jam sampai berakhir pada Male Coupling. Pastikan Female Coupling berada di tengah gulungan dan menghadap ke atas agar dapat diambil dengan mudah saat akan digunakan.
Berbeda halnya dengan teknik single roll yang memisahkan kedua ujung coupling, teknik double roll sengaja menyatukan kedua ujung; coupling male dan female, sehingga terbentuk lipatan selang di sisi yang lain. Apabila kedua ujung atau coupling telah disatukan, mulailah menggulung dari sisi lipatan menuju kedua coupling.
Dari kedua teknik tersebut, masing-masing memiliki kelemahan dan keunggulan. Pada penggulungan teknik single, apabila Fire Hose pada instalasi fire hydrant akan digunakan kembali, maka akan lumayan sulit untuk menarik gulungan karena akan menghabiskan cukup banyak waktu. Maka dari itu, diharapkan salah seorang dari Hose Man memiliki ketrampilan dalam melemparkan Male Coupling kepada Nozzle Man yang biasanya selalu berada dalam jarak belasan hingga dua puluhan meter. Namun, pada teknik ini, risiko selang akan robek sangat minim karena penggunaan dilaukan dengan cara melempar dan bukan menarik sehingga selang tidak akan bergesekan di atas tanah atau aspal.
Sementara, penguraian selang pada teknik double roll dilakukan dengan pembagian tugas pada masing-masing petugas Hose Man. Salah satu Hose Man berperan untu memasang Coupling bagian Female pada Hydrant Pilar sementara Hose Man lainnya berlari menarik Male Coupling menuju Nozzle Man, mengingat pola penggulungan double roll yang mustahil untuk dilakukan pelemparan. Mengantarkan Male Coupling dengan berlari tentu akan lebih efektif dan pasti, namun dalam proses membawa selang dengan menariknya, badan selang akan terus mengalami pergesekan di atas aspal atau tanah sehingga berisiko menyebabkan kerobekan.
Dalam satu tim Fire Brigade, hendaknya keseluruhan petugas sudah menyepakati teknik khusus Fire Hose mana yang akan selalu digunakan sehingga tidak akan terjadi kesalahpahaman dan kesalahtekniksan. Bila memungkinkan, Fire Brigade juga membutuhkan tenaga tim support yang berperan untuk membantu mensterilkan jalur Fire Hose sehingga tak akan ada paku, kerikil, pecahan kaca maupun benda-benda berujung tajam lainnya yang dapat membuat selang robek ataupun membahayakan petugas Fire Brigade selama operasi pemadaman.