Alat pemadam kebakaran ada berapa jenis?

APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah peralatan keamanan yang digunakan untuk memadamkan kebakaran pada tahap awal. APAR terdiri dari tabung tekanan yang berisi bahan/media pemadam api seperti CO2, powder, liquid gas, dan foam serta alat pengontrol untuk memancarkan bahan pemadam api pada benda yang terbakar.

Fungsi APAR adalah untuk melindungi lingkungan dan memastikan keselamatan manusia dan aset dalam suatu bangunan. Oleh sebab itu, APAR menjadi peralatan yang wajib dimiliki oleh suatu perusahaan dan tempat-tempat yang beresiko terjadi kebakaran.

Mengenal Jenis-Jenis APAR Berdasarkan Sistem Kerja, Media, dan Kelas Kebakaran

Ada beberapa hal yang harus Anda ketahui terkait dengan jenis-jenis APAR, baik itu dari segi sistem kerja maupun media di dalam tabung. Tentu saja masing-masing jenis alat pemadam api memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda-beda.

Akan tetapi, semua jenis alat pemadam kebakaran tetap memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memadamkan api. Itulah sebabnya ada sebagian orang yang sering menyebut APAR dengan sebutan racun api.

2 Jenis APAR Berdasarkan Sistem Kerja

Berikut ini merupakan dua tipe tabung alat pemadam kebakaran yang dibedakan berdasarkan sistem kerjanya:

1. System Cartridge Pressure

APAR jenis cartridge pressure

System Cartridge Pressure adalah sebuah sistem pada tabung alat pemadam api portable dimana bahan pemadam api dan gas pendorong (umumnya nitrogen) disimpan dalam tabung yang berbeda.

Jadi, pada saat APAR digunakan, gas pendorong akan diteruskan melalui selang ke tabung bahan pemadam api, menekan bahan pemadam api untuk keluar melalui nozzle dan memadamkan api.
Sistem ini memiliki keuntungan dari segi kenyamanan dan keamanan, karena gas pendorong tidak akan terkontaminasi oleh media pemadam api.

Namun, APAR jenis cartridge ini memerlukan waktu lebih lama untuk memulai meluncurkan media. Karena harus menunggu gas pendorong dulu untuk menekan media di dalam tabung.

2. Stored Pressure System

APAR jenis stored pressure

Stored Pressure System adalah sebuah sistem pada tabung alat pemadam api APAR di mana bahan pemadam api dan gas pendorong (umumnya nitrogen) disimpan dalam tabung yang sama.

Saat APAR digunakan, media pemadam api dan gas pendorong akan dilepaskan melalui nozzle untuk memadamkan api. Sistem ini memiliki keuntungan karena mudah digunakan, cepat dan tersedia secara instan saat dibutuhkan.

APAR jenis ini sangat efektif untuk memadamkan api pada tahap awal, sebelum api semakin membesar. Namun, APAR jenis ini memerlukan perawatan dan inspeksi rutin untuk memastikan bahwa tabung tetap berfungsi dengan baik.

jenis-jenis APAR yang biasa digunakan

4 Jenis APAR Berdasarkan Medianya

Ada beberapa macam media yang digunakan untuk memadamkan kebakaran menggunakan APAR, mulai dari jenis media serbuk kering dan cair. Berikut adalah 4 jenis alat pemadam api ringan (APAR) berdasarkan medianya yang sering dipakai di Indonesia:

1. APAR Powder

APAR Powder

APAR Powder adalah salah satu media pemadam api berbentuk serbuk kimia kering. Media powder ini memiliki formula yang mengandung bahan-bahan kimia, seperti borax, sodium bicarbonate, dan monoammonium dan fosfat. Sehingga akan efektif untuk memadamkan api pada kebakaran.

Kemudian alat pemadam kebakaran bermedia powder ini digunakan untuk memadamkan api pada kelas kebakaran tertentu, seperti kelas kebakaran A, B, dan C.

2. APAR Foam

APAR Foam

APAR Foam menggunakan busa cair sebagai media untuk memadamkan api. Dimana busa ini dapat memadamkan api karena memiliki campuran khusus, seperti air, dan surfaktan. Kemudian ditambah lagi dengan bahan pengikat yang telah diformulasikan untuk memadamkan api dengan efektif.

APAR Foam digunakan untuk memadamkan api dalam jenis-jenis tertentu, seperti pada kelas kebakaran A dan B. Busa yang dibentuk oleh APAR Foam membungkus bahan yang menyebabkan kebakaran dan mencegah udara dan oksigen masuk, sehingga api bisa cepat padam.

Kemudian jenis alat pemadam api foam juga memiliki kelebihan, yaitu tidak menimbulkan bahaya korosif dan tidak meninggalkan residu setelah menggunakannya.

3. APAR CO2

APAR CO2

Sesuai dengan namanya, APAR CO2 ini menggunakan media berbentuk gas karbon dioksida (CO2) sebagai bahan aktifnya. Racun api seperti ini akan bekerja dengan cara menekan gas CO2 ke titik api. Sehingga akan menghilangkan oksigen dan membungkus benda terbakar dengan gas CO2.

Namun, APAR CO2 hanya dapat digunakan untuk memadamkan api pada kelas kebakaran tertentu, seperti kelas kebakaran B dan C. Alat pemadam api ringan ini juga memiliki kelebihan, yaitu tidak menimbulkan bahaya korosif dan tidak meninggalkan residu setelah penggunaan.

Perlu diingat! Dalam penggunaan APAR CO2 ini hanya efektif digunakan pada ruangan tertutup dan tidak boleh digunakan pada lingkungan yang terbuka, ya.

4. APAR Liquid Gas

APAR Liquid Gas

Terakhir, ada salah satu jenis alat pemadam api ringan yang paling unik dan bisa dikatakan sebagai racun api ramah lingkungan. APAR Liquid Gas merupakan jenis APAR yang menggunakan media berupa gas cair dan termasuk clean agent.

Berbeda dengan gas CO2, karena pada media liquid gas cenderung lebih aman dan tidak membahayakan manusia, hewan, dan tumbuhan yang ada di sekitarnya. APAR Liquid Gas ini efektif dan disarankan untuk memadamkan api di kelas kebakaran A, B, dan C.

Nah, itulah beberapa jenis apar berdasarkan sistem dan medianya. Perlu diingat bahwa pemilihan jenis APAR harus sesuai dengan jenis bahan yang mudah terbakar dan lokasi penempatan APAR, agar APAR dapat memberikan hasil yang optimal saat digunakan.

Klasifikasi Kelas Kebakaran yang Berlaku di Indonesia

Klasifikasi kelas kebakaran ini dimaksudkan untuk membantu dalam perencanaan dan pengendalian tindakan pemadaman api. Hal ini juga membantu dalam menentukan jenis alat pemadam api yang sesuai dan cara penanganannya. Jadi, sebelum Anda membeli APAR, bisa mempelajari terlebih dahulu tentang kelas kebakaran.

APAR berdasarkan kelas kebakaran

Di Indonesia, ada beberapa klasifikasi kelas kebakaran yang berlaku, yaitu:

  • Kelas A: Kebakaran yang melibatkan bahan yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, atau bahan yang membakar dengan mudah.
  • Kelas B: Kebakaran yang melibatkan bahan yang mudah terbakar dan mudah meledak seperti bensin, solar, atau minyak.
  • Kelas C: Kebakaran yang melibatkan bahan yang membakar dengan panas tinggi seperti listrik atau gas.
  • Kelas D: Kebakaran yang melibatkan bahan yang sangat mudah meledak seperti magnesium, aluminium, atau titanium.

5 Standar Penempatan Alat Pemadam Api Menurut Permenakertrans

Selain diharuskan untuk menyediakan alat pemadam api, Anda juga harus menempatkan alat tersebut di tempat yang benar dan tidak boleh asal-asalan. Kenapa? Karena dalam penempatan APAR sudah ada standarnya.

APAR memiliki standar dalam penempatannya

Berikut merupakan lima poin standar penempatan APAR yang benar dari Permenakertrans yang harus diikuti:

  1. Ditempatkan pada posisi yang mudah terlihat dan dijangkau oleh semua orang.
  2. Usahakan untuk tidak terhalang oleh barang atau peralatan lain.
  3. Pastikan berada pada posisi yang stabil dan tidak mudah terbanting.
  4. Pastikan berada pada jarak yang tidak terlalu jauh dari area beresiko kebakaran. Namun, juga tidak terlalu dekat, karena dapat membahayakan.
  5. Memasang pada ketinggian minimal 15 cm dan maksimal 125 cm dari dasar lantai.
  6. Meletakkan APAR pada jarak tidak lebih dari 30 meter dari setiap titik pada bangunan atau ruangan, idealnya memberi jarak 15 meter antara satu APAR dengan APAR lain (area lorong dan hall). Sedangkan untuk model ruangan, bisa diberikan minimal satu tabung alat pemadam api di setiap ruangan. Anda juga bisa mengonsultasikan kepada ahli K3 terkait hal ini.
  7. Berikan tanda APAR tepat di atas tabung yang digantung pada dinding.

Dibuatnya standar penempatan APAR seperti yang sudah dijelaskan di atas dimaksudkan agar APAR mudah diakses dan ready to use. Jangan sekali-kali menaruh tabung alat pemadam kebakaran secara sembarangan, karena berpotensi rusak atau bahkan hilang.

Selain itu, dengan Anda menerapkan standar yang sudah ditetapkan juga dapat mempermudah petugas Damkar atau tim sigap kebakaran untuk mengambil APAR tersebut.

Jika ingin tahu lebih lengkap terkait dengan standar tersebut, Anda dapat membaca Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No : PER.04/MEN/1980 Tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.

APAR memiliki 5 metode pemadaman kebakaran

5 Metode Memadamkan Api Sesuai Kaidah Segitiga Api

Kenapa api bisa padam? Memangnya metode seperti apa sih yang dapat memadamkan api? Jadi, sebenarnya ada 5 metode untuk memadamkan api berdasarkan teori segitiga api seperti di bawah ini:

1. Pendinginan (Cooling)

Pendinginan berarti membatasi atau mengurangi suhu panas pada api, sehingga nantinya proses pembakaran bahan bakar tidak dapat berlangsung lagi. Anda bisa menerapkan metode pendinginan ini dengan dua cara, seperti:

  • Menyemprotkan air atau bahan lain untuk menghilangkan panas, atau
  • Menjauhkan api dari sumber panas.

Kemudian pada metode pendinginan juga dapat membantu mencegah terjadinya perluasan api dan mempermudah proses pemadaman api.

2. Isolasi Oksigen (Smothering/Isolation)

Isolasi oksigen atau yang biasa dikenal juga dengan sebutan smothering/isolation ini bermaksud untuk memadamkan api. Jadi, dengan adanya pengisolasian ini berarti ketersediaan oksigen yang membuat api menyala akan dikurangi, sehingga proses pembakaran bahan bakar dapat dicegah.

Anda bisa mengisolasi oksigen dengan beberapa cara, seperti:

  • Menutup atau membatasi akses udara ke api, atau
  • Membatasi akses oksigen menggunakan bahan berbentuk gas.

3. Mengambil/Memindahkan Bahan Bakar (Starvation)

Metode ini dapat diterapkan untuk memadamkan api dengan cara mengambil atau memindahkan salah satu bagian dari segitiga api, yaitu bahan bakar. Anda bisa melakukan metode Starvation dengan beberapa cara, seperti:

  • Mengangkat atau memindahkan bahan bakar dari sumber api, atau
  • Menutup atau membatasi akses bahan bakar ke api.

Nah, dengan berkurangnya ketersediaan bahan bakar, tentu akan membantumu untuk memadamkan api dengan cepat.

4. Memecahkan Rantai Reaksi Kimia (Breaking Chain Reaction)

Breaking Chain Reaction adalah salah satu teknik pemadaman api yang berfokus pada memutuskan rantai proses reaksi kimia yang terjadi dalam api. Ini dilakukan dengan menambahkan suatu bahan yang dapat mempengaruhi konsentrasi atau kecepatan reaksi kimia yang terjadi dalam api.

Dengan cara seperti inilah proses pembakaran bahan bakar dapat dikendalikan atau dipadamkan secepat mungkin. Untuk memecahkan reaksi kimia, Anda bisa menggunakan alat pemadam api bermedia CO2, pemadam api berbasis air, atau pemadam api liquid gas.

5. Pembatasan Oksigen (Dilution)

Pada metode ini dimaksudkan untuk membatasi unsur oksigen yang ada di dalam suatu tempat. Dapat dilakukan dengan cara menggunakan inert gas yang merupakan bahan campuran bahan kimia yang mampu untuk membuat kapasitas oksigen menuju ke persentase rendah.

Hal ini juga dapat mencegah kobaran api yang semakin membesar dan juga timbulnya ledakan. Jadi, Anda bisa menggunakan jenis APAR CO2/Karbon dioksida untuk dapat mengalahkan oksigen yang ada.

Oiya, jika Anda sedang menerapkan salah satu dari beberapa metode pemadaman api di atas harus tetap hati-hati ya. Jangan lupa untuk selalu mengikuti prosedur pemadaman yang benar.

Cara Menggunakan APAR dengan Teknik P.A.S.S

Bagi siapa saja yang memiliki APAR, tidak boleh sembarangan dalam menggunakannya ya. Anda bisa terapkan cara sesuai dengan prosedur yang sudah ada, yaitu menggunakan teknik PASS.

Cara menggunakan alat pemadam api

Langkah-langkah dalam penerapan teknik PASS ketika menggunakan alat pemadam api

  1. Tarik Pin Pengaman (Pull): langkah pertama, Anda harus membuka pin pengaman yang terletak di bagian tuas APAR. Agar media tidak langsung keluar, usahakan untuk memegang pada bagian bawah handle APAR.
  2. Arahkan Nozzle (Aim): kemudian Anda bisa memegang nozzle dan mengarahkan ke titik api. Pegang dengan kuat ya, agar pada saat media keluar dapat dikendalikan dengan baik.
  3. Tekan Tuas (Squeeze): jika sudah siap, langsung tekan tuas secara maksimal, agar media yang ada di dalam tabung sepenuhnya keluar.
  4. Sapukan Nozzle (Sweep): pada saat media sudah keluar, sapukan nozzle ke samping. Hal tersebut bertujuan agar media APAR dapat menyebar secara merata ke titik api.

Bagaimana, sudah belajar banyak ya tentang APAR? Tapi Mitra Patigeni sudah kenal bagian-bagian dari APAR belum?

Nah, untuk mengenal lebih jauh tentang apa saja yang ada pada tabung APAR, bisa baca artikel “12 Bagian-Bagian Penting APAR Beserta Fungsinya”.

Siapapun ketika sudah memiliki sesuatu yang berharga pasti akan merawatnya, kan? Sama halnya dengan APAR. Dimana Anda harus selalu melakukan pengecekan atau perawatan APAR secara terjadwal. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa alat pemadam api yang Anda miliki memang benar-benar ready to use dan bisa digunakan dengan normal saat keadaan darurat.

Anda bisa baca artikel tentang “Cara Perawatan APAR yang Benar Sesuai Standar Internasional” agar tahu lebih dalam.

Sekarang sudah paham tentang APAR, ya? Nah, itulah pembahasan lengkap tentang alat pemadam kebakaran APAR. Semoga artikel ini dapat membantu Mitra Patigeni agar lebih mengenal tentang alat pemadam api dan betapa pentingnya menyiapkan alat proteksi kebakaran.

Namun, jika Mitra Patigeni ingin bertanya lebih dalam lagi terkait dengan alat pemadam api atau bahkan ingin membeli dalam jumlah banyak, bisa hubungi kami saja. Kami siap untuk diajak konsultasi dan membantu Anda dalam topik fire protection.

Leave A Comment