Foam System untuk Gudang akan memastikan investasi aset berharga terhindar dari kerugian besar.
Melihat beberapa kawasan pergudangan di Indonesia, banyak sekali tempat-tempat yang diperuntukkan untuk penyimpanan/penimbunan cairan mudah terbakar seperti bensin, solar, cat, tinner. entah itu bahan bakar mesin industri atau untuk konsumsi sehari-hari oleh masyarakat umum. sewajarnya pada tempat tersebut dipasang fixed foam fire protection system untuk perlindungan gudang terhadap potensi kebakaran yang bisa terjadi sewaktu-waktu. dalam industi proteksi kebakaran, terdapat 2 system yang biasanya digunakan, yakni:
1. Foam – Water Sprinkler System
– Close Head
– Open Head / Deluge
2. High Expansion Foam System
Desain dari foam system secara general harus memenuhi persyaratan dan sesuai rekomendasi satu atau lebih syarat dibawah ini
NFPA 13 : Instalasi Sprinkler System
NFPA 16 : Instalasi deluge foam sprinkler dan spray system
NFPA 30 : Kode Cairan mudah terbakar
Foam System untuk Gudang, Contoh desain Aplikasi
Contoh Desain Aplikasi
Type System: Deluge
Standar Desain: NFPA 16
Dimensi: 80′ x 50′
Media disimpan: Cairan berbasis Hidrokarbon
Foam Concentrate: 3% AR-AFFF (cocok digunakan untuk hidrokarbon dan pelarut polar)
Luas Area Gudang: 80 x 50= 4,000 square. feet.
Rate Aplikasi: .16 gpm per sq. ft.
Rate aplikasi mungkin bisa lebih tinggi tergantung dari jenis material yang disimpan
Flow in GPM of foam solution: .16 x 4,000=640
Durasi Discharge: 10 minutes 640 x 10 = 6,400 gallons of foam solution
Foam Konsentrat: 6,400 x .03 = 192 gallons
Jumlah Sprinkler heads: 40 (untuk bahaya extra, diperkirakan. 100 square. feet. per
sprinkler)
Komponen Foam System Utama
1 x 200 Gallon vertival style bladder tank
1 x 4″ flange style ratio controller
Desain kriteria diatas juga bisa diaplikasikan dengan standart NFPA 16. ada satu perbedaan utama diantara deluge dan sistem basah (wet) saat menggunakan foam. dengan menggunakan deluge system, ketika system aktif dan beroperasi semua kepala sprinkler akan menerima busa. sedangkan untuk aplikasi basah (wet system), hanya sprinkler yang aktif pecah saja yang dialiri busa. hal ini hanya terjadi ketika laju aliran (gpm) dari rasio yang dipilih pengontrol tercapai. Dalam contoh di atas, 4 ” pengendali rasio digunakan sehingga harus ada aliran minimum 400 gpm sebelum busa dihasilkan. Dengan setiap kepala sprinkler memakai kira-kira 16 gpm, setidaknya 25 kepala sprinkler harus terbuka untuk memastikan operasi yang benar dari foam system. Ini adalah sebuah kerugian besar saat menggunakan bladder tank dengan sistem spray busa kepala tertutup (wet).
pemadaman menggunakan foam system memiliki beberapa efek terhadap kebakaran: jika dihasilkan volume yang cukup maka foam akan mencegah pergerakan oksigen yang dibutuhkan untuk kelangsungan proses pembakaran. Bila dihasilkan panas yang cukup dalam kebakaran, maka air yang terkandung dan ada didalam foam akan menguap, sehingga uap yang dihasilkan akan menurunkan kadar udara. Perubahan air ke uap akan menyerap panas dari bahan yang terbakar, sehingga seluruh panas akan terserap untuk menguraikan foam menjadi uap. selain itu Jika foam yang dihasilkan mencukupi untuk memenuhi ruangan dan menyelimuti seluruh material yang terbakar di area gudang maka foam dapat mencegah penyebaran kebakaran sehingga material lain yang belum terbakar tidak ikut terbakar nantinya.