Fungsi Alat Pemadam Api Jenis Air

waterMenjamin keamanan dan keselamatan kerja atau K3 pada suatu bangunan dan juga upaya dalam melindungi dan mengantisipasi bangunan dari ancaman terjadinya risiko bahaya kebakaran dapat diwujudkan dengan cara melengkapi bangunan dengan alat-alat pemadam api. Alat pemadam api atau fire extinguisher pada umumnya terbagi menjadi dua berdasarkan kapasitas muatan atau bahan pemadam yang disimpan di dalam tabung alat pemadam api, yaitu jenis alat pemadam api ringan atau APAR dan alat pemadam api berat atau APAB.

Alat pemadam api jenis ringan atau APAR memiliki bentuk yang lebih sederhana di mana keseluruhan alat ini biasanya memiliki berat yang tidak lebih dari 10 kilogram. APAR dirancang dengan bentuk yang portable dan mudah untuk dioperasikan karena cenderung ringan. Penempatannya pun dapat dilakukan dengan digantung atau disimpan di dalam  bracket yang menempel di dinding. Sementara APAB atau alat pemadam api berat memiliki berat total yang mampu mencapai hingga puluhan kilogram. APAB sendiri memiliki desain dengan roda atau troli sehingga pengaplikasiannya menuju titik api dapat dengan ditarik atau didorong.

Alat pemadam api baik jenis ringan maupun berat, keduanya masing-masing diklasifikasikan kembali menjadi beberapa jenis yang didasarkan pada jenis muatan atau bahan pemadam yang disimpan di dalam tabung. Klasifikasi jenis bahan pemadam ini pula juga membedakan kemampuan masing-masing alat pemadam api dalam menghadapi berbagai tipe api kebakaran yang berbeda.

Fungsi Alat Pemadam Api Jenis Air, Untuk kebakaran tipe apa?

Dari sekian banyaknya jenis alat pemadam api yang dibedakan berdasarkan jenis bahan pemadam, alat pemadam api jenis air merupakan jenis yang paling umum diaplikasikan. Fungsi alat pemadam api jenis air dinilai sangat efisien karena bahan pemadam yang berupa air telah teruji dapat mengatasi lebih dari satu jenis klasifikasi kebakaran. Fungsi alat pemadam api jenis air tak hanya terasa dalam mengatasi jenis kebakaran dengan kelas A yang melibatkan material yang bersifat padat dan kering, seperti misalnya sampah organik, kertas, kardus, dan lain sebagainya, tetapi juga mampu mengatasi kebakaran kelas B yang disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar atau flammable liquid seperti bahan bakar, solar, minyak tanah, bensin, dan lain sebagainya (tentunya dengan teknik pemadaman yang berbeda).

Tak hanya kelas kebakaran A dan juga B yang mampu diatasi dengan alat pemadam api jenis air, klasifikasi kebakaran dengan kelas D yang melibatkan material-material terbakar berupa logam seperti misalnya misiu dan magnesium pun juga dapat diatasi dengan alat pemadam api jenis air. Namun, alat pemadam api dengan bahan pemadam berupa air tidak disarankan untuk klasifikasi kebakaran yang disebabkan oleh korslet arus listrik yang bersifat elektrikal karena sifat larutan elektrolit di dalam peristiwa korslet listrik akan menjadi penghantar yang justru akan semakin membesarkan kobaran api apabila bertemu dengan air yang juga merupakan konduksi yang baik dalam menghantarkan larutan elektrolit atau arus listrik.

Tak hanya berisiko memperbesar kobaran api kebakaran, penggunaan alat pemadam api dengan bahan pemadam berupa air untuk mengatasi kebakaran elektrikal juga dikhawatirkan berisiko terjadinya kecelakaan pada pengguna akibat tersambar arus listrik yang merambat melalui aliran air. Selain berbahaya untuk mengahadapi kelas kebakaran yang melibatkan arus listrik, alat pemadam api dengan bahan pemadam berupa air juga sebaiknya dihindari untuk upaya pemadaman kebakaran di dapur akibat dipicu oleh lemak atau minyak karena seperti yang kita ketahui, sifat antara zat minyak atau lemak dan air keduanya mengalami perlawanan sehingga dikhawatirkan pemadaman menggunakan jenis air hanya akan menyebabkan titik-titik api yang baru.

Leave A Comment