Instalasi hydrant gedung harus mengacu pada peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI). Pasalnya, hydrant merupakan alat proteksi kebakaran yang berfungsi untuk mengatasi kebakaran skala besar. Oleh karena itu, setiap komponen fire hydrant harus diinstalasi sesuai standar agar fungsinya lebih optimal.
Kenapa Instalasi Hydrant Harus Sesuai Peraturan SNI?
Hydrant gedung merupakan sebuah sistem pemadam kebakaran yang cukup besar. Sistem ini terdiri dari berbagai jenis komponen yang saling terintegrasi satu sama lain. Beberapa komponen yang terlibat dalam instalasi fire hydrant gedung diantaranya adalah sebagai berikut:
- Water reservoir
- Pompa hydrant
- Control panel
- Sistem distribusi
- Jaringan perpipaan
- Hydrant pillar
- Siamese connection
- Hydrant box unit
Mengingat bahwa hydrant gedung terdiri atas komponen yang sangat kompleks, maka instalasi hydrant tidak boleh dilakukan sembarangan. Jika instalasi hydrant tidak sesuai dengan peraturan SNI, maka bisa saja sistem proteksi kebakaran tersebut tidak bisa bekerja optimal.
Apalagi, instalasi hydrant gedung membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jika hydrant tidak bisa bekerja optimal saat keadaan darurat, maka investasi besar yang sudah Anda lakukan dalam pembangunan fire hydrant menjadi sia-sia. Bangunan gedung dan aset-aset berharga tidak bisa diproteksi secara maksimal.
Oleh karena itu, pastikan instalasi gedung yang akan Anda bangun dilakukan oleh tim ahli yang profesional dan berpengalaman. Kontraktor hydrant profesional pastinya akan selalu membangun instalasi hydrant gedung sesuai dengan peraturan SNI. Dengan bagitu, maka gedung dan aset berharga milikmu akan terproteksi dengan baik.
Peraturan SNI Tentang Instalasi Hydrant Gedung
Peraturan tentang komponen hydrant dan instalasinya telah diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI sendiri merupakan standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. Peraturan SNI tentang instalasi hydrant gedung disusun oleh panitia teknis yang selanjutnya ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN).
Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah menetapkan 2 peraturan tentang instalasi hydrant gedung, yaitu SNI 03-1735-2000 dan SNI 03-1745-2000. Standar tersebut mengacu pada peraturan instalasi hydrant gedung yang telah menjadi standar internasional, yaitu:
- NFPA 14, Standard for the Installation of Standpipe and Hose System, 1996.
- Fire Safety Bureau, Singapore Civil Defence Force ; Fire Precautions in Buildings, 1997.
Peraturan SNI 03-1735-2000
Peraturan SNI 03-1735-2000 tentang instalasi hydrant gedung mengatur tata cara pelaksanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk mencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
Standar ini ditetapkan sebagai acuan yang diperlukan dalam hal perencanaan jalan lingkungan serta akses menuju ke bangunan gedung, sehingga proses penyelamatan serta operasi pemadam kebakaran bisa dilakukan secara efektif.
Hal-hal yang diatur dalam peraturan SNI 03-1735-2000 tentang instalasi hydrant adalah sebagai berikut:
- Pada setiap bagian bangunan (selain bangunan kelas 1, 2, 3), perkerasan harus ditempatkan sedemikian rupa supaya bisa langsung mencapai bukaan akses pemadam kebakaran pada bangunan gedung.
- Pasokan air untuk hydrant halaman paling minimal adalah 2400 liter/menit pada tekanan 3,5 bar dan harus mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit.
- Jalur akses pada gedung, pabrik, maupun gudang dengan ketinggian di atas 10 meter harus memiliki lebar minimal 6 meter dan posisinya harus berjarak minimal 2 meter dari bangunan serta dibuat minimal pada 2 sisi bangunan.
- Kompleks perbelanjaan harus dilengkapi dengan saf pemadam kebakaran.
- Ukuran bukanan akses untuk petugas kebakaran tidak boleh kurang dari 1000 mm tinggi dan 850 mm lebar. Tinggi ambang bawah tidak boleh lebih dari 1000 mm dan tinggi ambang atas kurang dari 1800 mm di atas permukaan lantai bagian dalam.
- Jika bangunan tidak dilengkapi dengan sprinkler, maka harus disediakan setidaknya satu saf pemadam kebakaran pada setiap 900 m2 luas lantai dari lantai terbesar yang lokasinya lebih dari 20 meter di atas permukaan tanah.
- Semua pipa tegak basah atau kering pada bangunan kelas 1, 2, dan 3 harus dipasang dengan sambungan pemadam kebakaran langsung pada dasar dari pipa tegak.
Peraturan SNI 03-1745-2000
Peraturan SNI 03-1745-2000 tentang instalasi hydrant mengatur tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan selang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan atau gedung. Standar ini mencakup syarat-syarat untuk pemeriksaan sistem hydrant secara berkala, pengujian, serta pemeliharaan pipa tegak.
Poin-poin yang diatur dalam peraturan SNI 03-1745-2000 tentang instalasi hydrant gedung antara lain:
- Semua komponen yang digunakan dalam sistem pipa tegak harus dari tipe yang disetujui.
- Komponen pada hydrant harus mampu menerima tekanan kerja tidak kurang dari tekanan maksimum yang ditimbulkan pada lokasi yang terkait di setiap kondisi sistem, termasuk tekanan yang terjadi apabila pompa hydrant dipasang permanen yang bekerja dengan katup tertutup.
- Pipa tegak harus ditempatkan pada tangga eksit yang dilindungi dengan tingkat ketahanan api sama dengan yang dipersyaratkan untuk tangga eksit yang dilindungi dalam bangunan dimana pemipaan tersebut ditempatkan.
- Susunan dan jumlah peralatan pipa tegak diatur oleh kondisi lokal, seperti hunian, konstruksi bangunan gedung, karakter, serta jalan masuknya.
- Setiap zona yang memerlukan pompa harus dilengkapi dengan bagian pompa terpisah, sehingga dapat memungkinkan untuk digunakannya pompa-pompa yang disusun secara seri.
- Rencana yang dibuat harus mencakup spesifikasi teknis, menguraikan seluruh komponen sistem, serta sifat dari bahan-bahan yang digunakan.
- Perancangan sistem pipa tegak gedung ditentukan oleh tingginya bangunan, perancangan sistem jalan keluar, luas per lantai kelas hunian, jarak sambungan slang dari sumber pasokan air, dan persyaratan laju aliran serta tekanan sisa.
- Semua sistem yang baru wajib diuji terlebih dahulu sesuai dengan tingkat hunian dari bangunan gedung tersebut.
Baca Juga: Cara Menggunakan Selang Hydrant yang Benar dan Efektif
Lalu, Bagaimana Cara Merawat Fire Hydrant yang Benar?
Selain membahas tentang peraturan SNI tentang instalasi hydrant, penting juga untuk mengetahui bagaimana caranya merawat hydrant dengan baik.
Fire hydrant harus selalu dalam keadaan “ready to use” dan siap memberikan perlindungan kebakaran yang memadai. Oleh karena itu, sangat penting bagi pihak yang memiliki jaringan instalasi hydrant untuk melakukan perawatan dan inspeksi secara rutin.
Mitra Patigeni harus memeriksanya secara teratur setidaknya sekali dalam setahun. Namun, seperti yang dituliskan pada wwdmag.com, hydrant pemadam kebakaran dengan sistem “dry-barrel” mungkin memerlukan dua kali inspeksi dalam setahun.
Tapi, apakah Anda sudah tau apa saja yang harus diperiksa?
Berikut ini merupakan langkah-langkah inspeksi pemeliharaan/perawatan hydrant pemadam kebakaran yang tepat menurut NFPA (National Fire Protection Association) Code 25:
- Verifikasi aksesibilitas hydrant dan pastikan alat tersebut mudah diakses oleh petugas pemadam kebakaran dan tidak terhalang oleh apapun.
- Periksa kondisi secara keseluruhan, termasuk body hydrant, tutup, flensa, dan segel. Pastikan tidak ada kerusakan fisik atau kebocoran pada hydrant.
- Kemudian periksa warna/cat dan tanda pada hydrant dan pastikan masih dalam keadaan baik dan warna tidak pudar.
- Anda juga perlu memastikan saluran masuk hydrant tidak tersumbat oleh kotoran, lumpur, atau bahan lainnya yang dapat menghambat aliran air.
- Kemudian lakukan pemeriksaan saluran keluar hydrant dan pastikan tidak ada kebocoran atau kerusakan. Selain itu, nozzle atau pumper caps juga harus terpasang dengan benar.
- Lakukan pemeriksaan pada katup utama hydrant untuk memastikan bahwa katup tersebut dalam kondisi yang baik dan berfungsi dengan baik.
- Buka dan tutup katup utama untuk memastikan pergerakan yang lancar dan tidak ada hambatan.
- Lakukan pengujian aliran air dengan membuka hydrant secara penuh atau sesuai keperluan untuk memastikan kalau tekanan sudah sesuai.
- Jangan lupa untuk memeriksa jika terdapat kebocoran pada hydrant, termasuk pada flensa, nozzle, pumper caps, dan komponen hydrant lainnya.
- Terakhir, Anda juga harus mendokumentasikan hasil inspeksi secara menyeluruh. Tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai referensi dalam inspeksi hydrant selanjutnya.
Bagaimana, cukup mudah dan sederhana kan cara melakukan perawatan hydrant? Namun, langkah-langkah diatas harus dilakukan secara rutin dan terjadwal, ya.
Nah, kita tadi sudah bahas tentang peraturan SNI dalam melakikan instalasi hydrant gedung yang wajib dipatuhi. Supaya fire hydrant pada gedung milik Anda diinstalasi sesuai peraturan SNI, maka pastikan untuk memilih kontraktor hydrant yang profesional.
PT Patigeni Mitra Sejati merupakan pilihan tepat bagi Mitra Patigeni yang sedang berencana membangun instalasi hydrant gedung sesuai peraturan SNI. Hubungi kami untuk konsultasi terkait instalasi hydrant gedung yang Anda butuhkan.